![]() |
Ilustrasi Gengster (Sumber: Google) |
Geng kelas bawah seringkali mengarah ketindakan anarkisme, dimana anarkisme merupakan kesenangan bag para remaja kelas bawah, kenakalan terjadi karena kurangnya kontrol terhadap anak dalam kelas bawah, akibatnya pergaulan yang salah membentuk anak tersebut menjadi penyimpang, dalam kasusnya seringkali kita jumpai dijalanan seringkali terjadi tawuran antar warga, maupun pelajar, dan uniknya semua pelaku tawuran sebagian besar merupakan masyarakat kelas bawah.
![]() |
Ilustrasi Tawuran (Sumber: Google) |
Sementara itu Cohen memiliki 4 asumsi dasar teori kelas menengah,yaitu:
- Sejumlah pemuda kelas bawah melakukan hal buruk disekolah relatif tinggi.
- Bahwa kinjera sekolah yang buruk berkaitan dengan kenakalan remaja.
- Kinerja sekolah ang buruk dikarenakan konflik nilai-nilai kelas menengah - nilai nilai pemuda kelas bawah.
- Kenakalan laki-laki masuk dalam konteks geng, namun disisi lain untuk mengembangkan sisi positif konsep diri dan memilihara nilai anti sosial.
Perbedaan Metode membesarkan anak antara kelas bawah dan menengah seringkali menjadi pangkal masalah terjadinya konflik disekolah tempat bertemunya kelas bawah dan kelas menengah, perbedaan ini didasari oleh klasifikasi antara didikan kelas bawah dan kelas menengah. Cohen memberikan 9 tolak ukur untuk menentukan bahwa anak itu adalah kelas menengah atas.
- ambisi
- tanggung jawab
- prestasi
- rasionalitas & visioner
- pengendalian diri terhadap orang lain
- kontrol kekerasan dan agresi
- penekanan hobi (waktu luang)
- menghormati properti orang lain
- menunda kepuasan untuk masa depan.
Cohen menekankan 3 kata deskriptif untuk menunjukan sejauh mana anak yang menyimpang (kelas bawah) menolak simbol-simbol kelas menengah.
1. Berbahaya
2. Negativistik
3. Nonultitanian
Cohen memberikan contoh untuk melengkapi 3 kata ini, yaitu bahwa anak-anak dari kelas menengah kalau ke perpustakaan itu ia memanfaatkan sarana dan prasarana dari perpustakaan, berbanding kebalik dengan anak kelas bawah, dia malah mengganggu anak kelas menengah yang lagi memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, bahkan anak kelas bawah sampai mencuri buku di perpustakaannya. yang lebih parahnya lagi anak kelas bawah menaruh kotoran diatas meja guru.